Selamat Datang di Situs Ikatan Penilik Indonesia (IPI) Kabupaten Sukabumi Jawa barat. IPI sebagai wadah perjuangan dalam meningkatkan kemampuan profesi dan kesejahteraan penilik.

23 September 2008

Penyandang Buta Aksara ditargetkan Turun Jadi 5 Persen pada 2009

Denpasar, Senin (8 September 2008) -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan, penyandang buta aksara usia 15 tahun ke atas harus diturunkan menjadi lima persen atau 7,7 juta manusia pada 2009 dari 10,21 pesen atau 15,4 juta penduduk pada 2004. Target ini, kata Mendiknas, enam tahun lebih cepat dari target negara - negara anggota UNESCO yang tergabung dalam forum Dakkar.
"Per Agustus 2008 angka buta aksara sudah turun menjadi 6,21 persen laki - laki dan perempuan. Saya berharap pada akhir 2008 buta aksara bisa mendekati sekitar enam persen. Tahun 2009 kita tinggal menyelesaikan satu persen sisanya, sehingga bisa di bawah lima persen," katanya pada Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-43 di Gedung Ksrirarnawa Taman Budaya, Denpasar, Bali, Senin (8/09/2008).
Hadir pada acara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasono, Wakil Gubernur Bali Anak Agung Ngurah Puspayoga, para pejabat eselon I lingkup Depdiknas, serta para gubernur, bupati, dan walikota penerima penghargaan anugerah aksara.
Mendiknas menyebutkan, secara umum provinsi - provinsi yang masih relatif banyak buta aksaranya yakni, Banten, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Papua Barat, Papua dan Sumatera Selatan. "Oleh karena itu, maka pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah bermitra dengan masyarakat melakukan pemberantasan buta aksara," katanya.
Mendiknas mengatakan, berbagai macam strategi dilakukan untuk memberantas buta aksara diantaranya melalui pendidikan kecakapan hidup, menggunakan bahasa Ibu sebagai bahasa pengantar, dan program kuliah kerja nyata (KKN) tematik mahasiswa. "Di Bali ini misalnya, pemberantasan buta aksara dilakukan Bale - Bale Banjar dan itu terbukti juga efektif," katanya.
Meutia mengatakan, prioritas Kementerian Negara Pemberdayaan perempuan adalah mengatasi kemiskinan kaum perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Dia menyebutkan, masih ada sembilan provinsi di Indonesia merupakan penyumbang buta aksara perempuan terbesar yakni, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Banten, dan Kalimantan Barat.
Anak Agung mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen merealisasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD pada tahun anggaran 2009. Dia menyebutkan, titik tolak implementasi program meliputi pendidikan berkualitas, subsidi bagi masyarakat yang tidak mampu untuk membebaskan masyarakat Bali dari putus sekolah dan buta aksara. Program lainnya, kata dia, adalah mencanangkan secara bertahap memberikan bantuan operasional sekolah untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Pada kesempatan yang sama Mendiknas memberikan anugerah aksara kepada masing - masing Gubernur Sulawesi Utara, Gubernur Sulawesi Tengah, dan Gubernur Bali. Anugerah aksara juga diberikan kepada sebanyak 38 bupati, delapan walikota, dan tujuh tokoh masyarakat yang menunjukkan komitmen tinggi terhadap program pemberantasan buta aksara.***
Sumber: Pers Depdiknas
Diperoleh dari : http://www.depdiknas.go.id/

0 komentar: